![]() |
unsplash.com |
Dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta dan populasi kelas menengah serta kaum muda yang tidak proporsional, Indonesia tetap merupakan pasar yang memiliki potensi besar untuk sektor ritel. Pengecer asing dalam mengenali potensi ini telah mengambil pendekatan yang jauh lebih agresif ke pasar dalam beberapa tahun terakhir. Kadin Indonesia telah banyak membahas ini.
Secara bersamaan, pengecer lokal telah berusaha untuk tetap dengan memperluas ke daerah yang baru muncul dan kota-kota sekunder. Sementara itu, pemerintah Indonesia juga telah memperkenalkan langkah-langkah untuk merevitalisasi pasar tradisional untuk membentuk sektor ritel tradisional sambil berupaya menciptakan progres baru untuk pertumbuhan industri e-commerce negara.
Ritel Tradisional Vs Ritel Modern
Sektor ritel Indonesia adalah tambal sulam dari gerai ritel modern dan tradisional dengan digitalisasi yang meningkat mempercepat segmen modern. Sektor ini juga membuka peluang baru bagi pengusaha dan pasar tradisional.
Sejak outlet ritel modern pertama diperkenalkan ke Indonesia melalui pembukaan Sarinah Department Store pada tahun 1962, outlet ritel modern mulai berkembang . Daftar investasi melalui Keputusan Presiden membuka jalan bagi pengecer asing untuk berinvestasi di negara ini. Karena hal ini persaingan tidak pernah berakhir antara pasar tradisional dan ritel modern.
Hingga saat ini, pasar tradisional Indonesia kehilangan daya tariknya terhadap rekan-rekan mereka karena mereka tidak mampu bersaing dengan ritel modern. Jumlah pasar tradisional di Indonesia menurun sebesar 8% per tahun. Sementara ritel modern tumbuh sebesar 31,4% per tahun.
Berdasarkan data dari Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), jumlah gerai ritel modern telah melonjak dari 11.927 pada tahun 2007 menjadi 36.000 pada tahun 2015. Toko serba ada atau mini-pasar menjadi segmen pertumbuhan tercepat sektor ini yang telah meningkat 400% di 10 tahun terakhir.
Sektor Ritel Modern Berkembang Pesat
Seiring dengan perkembangan zaman sektor ritel yang semula masih tradisional mulai memperbarui sistem menjadi modern. Masyarakat mulai belajar teknologi untuk mengembangkan usaha mereka dan juga menambah koneksi.
Perlambatan ekonomi global tidak menghalangi pengecer asing dan lokal untuk memperluas pasar mereka di Indonesia. Pengecer modern tidak hanya memperluas bisnis mereka di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Mereka juga pindah dari kota ke kota-kota sekunder di luar ibukota provinsi dan bahkan ke pulau-pulau timur Indonesia.
Persaingan yang relatif rendah di daerah-daerah tersebut menawarkan margin keuntungan yang lebih tinggi. Pertumbuhan bagi pengecer juga lebih mengesankan saat ada di daerah dibandingkan dengan kota-kota besar di mana laba sangat berkurang oleh persaingan yang ketat. Hal ini juga bisa menaikan gaji pekerja.
E-commerce Wujud Terbaru Ritel Modern
Selain pasar tradisional dan toko ritel modern ada segmen baru yang berpotensial telah muncul di sektor ritel Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun pangsa pasarnya masih kecil, banyak yang memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi segmen ritel yang penting di masa depan.
Banyak investor asing memusatkan perhatian pada pemain e-commerce lokal karena potensi pertumbuhannya yang besar. Bagaimanapun, sejumlah e-commerce lokal semakin mendapatkan kepercayaan publik yang telah menyebabkan peningkatan nilai transaksi.
Digitalisasi yang meningkat pasti akan berdampak pada segmen yang lebih tradisional dan tentu berdampak untuk wirausahawan pemula. Kecenderungan Indonesia melalui media sosial telah memungkinkan pengecer kecil untuk mendapatkan akses langsung ke jaringan logistik untuk mendistribusikan barang-barang mereka dan mendapatkan eksposur ke target pasar mereka.
Ketika ruang e-commerce Indonesia terus tumbuh, pasar tradisional dan modern akan bertemu. Namun, ritel modern akan terus mendominasi karena masyarakat Indonesia yang semakin berkembang terus mencari outlet yang 'praktis' dan memiliki fasilitas modern. Kamu bisa bergabung ke Kadin untuk pantau perkembangan sektor ritel Indonesia.
0 Komentar
Posting Komentar